Senin, 17 September 2012

Hidup Bagaikan Kertas Putih

Hidup itu bagaikan kertas putih,
Jika ditulis akan kotor, penuh dengan coretan-coretan
Itu coretan pena, pensil atau debu.
Tergantung kita cara kita mengisi kertas putih tersebut.

Jika kita mengisi kertas putih itu dengan pena,
maka kita harus dengan teliti dan sangat hati-hati untuk menggoreskan pena tersebut,
Agar pena itu tidak merusak kertas putih,
Dan membuat kertas putih menjadi jelek,
Kita melukis harus dengan hati-hati,

Begitu juga dengan hidup kita,
kita harus menggunakan seluruh hidup kita dengan hati-hati,
karena jika kita melakukan kesalahan,
itu akan sulit di hapus dan di lupakan oleh orang lain,

Jika kita melukis kertas putih meggunakan pensil,
maka lukisan itu akan bisa menjadi sempurna,
karena lukisan yang salah, dapat di hapus kembali,
dan merubah nya menjadi lebih baik,

Begitu juga dengan hidup kita,
Jika kita tetap mengandalkan Tuhan,
Maka salah dan dosa kita, dapat di ampuni Tuhan,
Karena Tuhan lah yang menghapus dosa kita,
Agar kita dapat menjadi bersih kembali,

Dan jika kita melukis kertas dengan debu,
Maka kertas itu dapat menjadi lebih kotor,
karena debu akan merubah warna kertas putih menjadi coklat,
Dan kertas tidak akan bisa kembali bersih seperti semuala,

Begitu juga dengan hidup kita,
Jika kita salah bergaul dengan orang lain,
maka hidup kita semakin sulit untuk di kendalikan,
karena sifat buruk akan lebih sulit hilang dari diri kita,
dari pada sifat baik diri kita.

Jadi dengan demikian,
Waspadalah akan teman bergaul kita,
karena kita dapat ubah oleh karenanya.

Terima kasih
GBU

By: Flora Itink

Tidak ada komentar:

Posting Komentar